Jika
kau di sisi,
Sepertinya
tanganmu adalah tangan yang kan masih terus menggenggam
pundakmu
adalah pundak yang kan masih terus tersedia
Pelukanmu
adalah pelukan yang kan selalu menghangatkan
Seketika
aku rindu.
Semilir
angin terasa sendu saat ku tak bertemu
Aku
lupa. Ternyata sudah lama nian kita tidak berseru
Terlalu
lama…
Hingga
seandainya kita bertemu, aku yakin tak ada kata yang sanggup aku
ucapkan selain
Ibu..
Aku rindu..
Satu-satunya
orang di dunia ini yang melarangku mengkonsumsi micin
adalah
engkau, hingga saat kau tiada
semakin
besarlah hasratku untuk mengkonsumsinya
awalnya
indah terasa, tapi sekarang baru aku sadar niat baikmu melarangku
Dahulu,
kau adalah satu-satunya orang yang mengajarkanku untuk shalat
dengan
cara aku yang bergerak, engkau yang membaca
Sekarang
ajaranmu itu masih melekat bu
Dahulu,
kau adalah orang yang setiap sore aku ingin menonton Carita de Angel,
Amigos X Simpre, Maria belen, betty la fea, jin dan jun, putri
duyung, di TV
tapi
selalu kau matikan TV itu dan menyuruhku berangkat mengaji
Walaupun
selalu kupasang muka bete, tapi ku berangkat karena kata-katamu tak
pernah bisa aku tolak
Kini
aku sadar dan sangat berterimakasih atas paksaan-paksaanmu dulu.
Dahulu,
setiap hari sabtu sosis yang digulung bersama mie menjadi andalanmu
untuk ku bawa ke taman kanak-kanak.
Selalu
bahagia terasa saat kau memasak telur mata sapi yang matanya tidak
pecah sama sekali.
Kini,
saat ku coba buat. Ternyata susah juga ya?
Dulu,
ketika kata-kata kurang baik meluncur dari mulutku, kau selalu
mengingatkan dengan cara yang halus.
Tak
pernah sekalipun kau memarahiku di depan umum
Kekesalanmu
pun tak pernah kau tunjukan melainkan melalui kata-kata penyemangat
nan indah
Dahulu,
setiap akan naik level iqra’, aku selalu memintamu mendengarkanku
padahal
aku tau rasa sakit di kepalamu saat itu sudah tidak tertahankan lagi
tetapi
engkau sabar
Betapa
hebatnya engkau, sehingga entah kenapa saat engkau tiada
kepala
kecilku selalu diusap oleh orang-orang baik yang merasa pernah
ditolong olehmu
Aku
tidak tau sejarahnya bagaimana
seringkali
orang menangis di hadapanku dan menatap terawang seraya berkata
“Ibumu
baik”
Terima
kasih Ibu.
Tak
banyak cerita yang bisa aku bagikan karena tak banyak memori yang
tersimpan
Terlalu
dini saat itu
Tak
ada yang aku sesali, namun aku akan menyesal saat do’a untukmu
terhenti dan tak pernah ku gaung lagi.

Komentar
Posting Komentar