Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2019

Damai

DAMAI Bandung selalu punya cerita penuh makna. Rindu rasanya mendengar gemericik air yang mengalir di samping jendela kamar. Mandi dan merasa kedinginan. Suara burung bercicitan setiap pagi saat ku melewati jalanan yang lengang. Obrolan renyah di pagi hari selalu terasa merdu. Terkadang gelak tawa, terkadang pula omelan-omelan dan kekesalan yang berhamburan. Tapi inilah seninya, yang tak kudapatkan di perantauan. Dimanapun aku berada, aku syukuri itu. Allah selalu punya cara tak terduga untuk membuat kita bahagia. Sama seperti hari ini. Aku tidak akan tau rasanya pulang kalau aku tidak pergi. Rumah.. akan selalu menjadi tempat terindah untuk kembali.

Perjalanan

PERJALANAN Apa yang kau lihat saat di perjalanan? Sesuatu diatas langit? Atau sesuatau yang ada di bumi? Kalau kau tanya aku, jawabanku keduanya. Dilangit kulihat mimpi Sedangkan di bumi kulihat realita Stop! Tapi kali ini kita tidak akan membahas tentang mimpi dan realita. Melainkan tentang perjalanan. Perjalanan yang mengingatkanku akan sosok yang sangat berjasa tapi seringkali dilupakan. Siapakah dia? Masih ingatkah kau dengan sosok guru mengajimu saat kecil dulu? Yang mengingatkanmu tentang kebaikan-kebaikan, tentang pentingnya bisa membaca Al-Qur’an, yang selalu memberimu tantangan untuk menghafal do’a dan surat. Yang selalu sabar walalupun kita sering bercanda pada saat mengaji. Walaupun kita sering membuat teman kita yang lain menangis. Walalupun sering kita berteriak-teriak di dalam masjid. Kisah-kisah beliau tentang para Nabi dan Rasul menginspirasi kita. Kita dikenalkan dengan istilah-istilah bahasa Arab walaupun pada saat itu malas rasanya berangkat men

SEE YOU ON TOP! #2

SEE YOU ON TOP! #2 Catatan harianku dulu ternyata sangat membantu membuatku semakin kesulitan untuk menghentikan bayangan-bayangan semu tentang sosok yang entahlah kini baik-baik disana atau tidak. Kulihat lagi catatan-catatan yang terkadang membuatku tersipu, ragu, sendu, bahagia, juga rindu. Halaman paling awal dari buku catatan itu aku ingat betul adalah tentang dirimu. Ya, awal mula kita bertemu. Entahlah kau masih mengingatnya atau tidak. Tapi hari itu kutemui kau yang sedang membaca sendiri di seberang tempat ku berdiri. Kereta yang melaju begitu cepat didepanmu sampai membalikkan halaman yang kau baca. “Perhatikan celah peron, hati-hati melangkah” seperti biasa kalimat itu yang terdengar setiap ada pintu yang terbuka biasanya disertai dengan tatapan-tatapan menohok pada orang-orang yang baru melangkah masuk. Apalagi ketika kereta sedang penuh-penuhnya. Berbagai taraf keharuman mulai dari level tertinggi hingga yaaah bisa kau bayangkan sendiri wanginya bagaimana bercam

Ketika Semilir Angin Rindu Menyapa

Ketika Semilir Angin Rindu Menyapa Jika kau di sisi, Sepertinya tanganmu adalah tangan yang kan masih terus menggenggam pundakmu adalah pundak yang kan masih terus tersedia Pelukanmu adalah pelukan yang kan selalu menghangatkan Seketika aku rindu. Semilir angin terasa sendu saat ku tak bertemu Aku lupa. Ternyata sudah lama nian kita tidak berseru Terlalu lama… Hingga seandainya kita bertemu, aku yakin tak ada kata yang sanggup aku ucapkan selain Ibu.. Aku rindu.. Satu-satunya orang di dunia ini yang melarangku mengkonsumsi micin adalah engkau, hingga saat kau tiada semakin besarlah hasratku untuk mengkonsumsinya awalnya indah terasa, tapi sekarang baru aku sadar niat baikmu melarangku Dahulu, kau adalah satu-satunya orang yang mengajarkanku untuk shalat dengan cara aku yang bergerak, engkau yang membaca Sekarang ajaranmu itu masih melekat bu Dahulu, kau adalah orang yang setiap sore aku ingin menonton Carita de Angel, Amigos X

?قَاِصَ

? قَاِصَ (Ko iso? *baca dalam bahasa jawa) Pernah berusaha buat konsentrasi ketika tarawih tapi malah nguantuk pol? Atau justru sebaliknya? mikirin hal-hal lain selain shalat tapi malah ga ngantuk? Atau ketika membaca Al-qur’an dalam waktu beberapa menit saja langsung terasa ngantuk, sedangkan melihat layar handphone berjam-jam tak ada rasa kantuk sedikitpun? Ko iso yo koyok ngono? Okee, kali ini kita akan sedikit review kenapa siih ini bisa terjadi? Bahkan artikel ini pun tiba-tiba terpikir pada saat tarawih. Hehe.. dasar ya.. maafkan. Oke, ini kecelakaan. tapi berikut beberapa sumber yang sedikit membahas tentang ini. Check this out! Ngantuk, dari mana sih datangnya ngantuk? Ternyata ngantuk itu berasal dari syaraf mata dan otak yang bekerja mulai letih. Dengan demikian, setelah ngantuk terbitlah tidak fokus. Tapi kenapa ya, ketika fikiran kita tidak fokus (membayangkan hal-hal diluar shalat) ko shalat tak terasa lama? Nampaknya kita harus waspada! Karena beberap

SEE YOU ON TOP!

* gambar hanya ilustrasi SEE YOU ON TOP! Potret dirimu didepan pintu itu masih tergambar jelas dalam benakku. Menoleh pada kami pun kamu tak lakukan. Yaah emang engkau tipe orang yang tak berani menatap lawan jenis. Tak apa, kami sangat menghargai itu. Ada satu kalimat yang membuat hatiku bergetar sebelum engkau pergi. “See you on top” bisikmu perlahan sebelum engkau langkahkan kakimu menuju pintu besi itu. Aku tak tau apakah temanku yang lain menyadari itu juga atau tidak. Namun aku yakin kata-kata itu sengaja dia tujukan padaku. Kalimat tidak spesifik itu menyebabkan multitafsir terutama bagi diriku. Apakah ini artinya perpisahan yang berarti tidak mungkin kembali bersama, atau awal dari perjumpaan di kemudian hari yang berarti ada makna tunggu aku nanti. Aaah pikiranku mulai menerawang kemana-mana. Tapi sepertinya aku berlebihan. Mungkin dia tidak bermaksud apa-apa. Hanya perpisahan biasa, sama seperti ucapan sukses selalu, jaga diri, jaga kesehatan, hati-hati

Hidayah Tak Berkesudah

Gambar hanya ilustrasi HIDAYAH TAK BERKESUDAH  (Adaptasi dari sebuah kisah nyata) Pagi yang indah ditemani cicitan burung mengawali hari ku seperti biasanya. Aah nikmatnya tidur tadi malam. Langkah kaki tak beraturan ditambah teriakan kecil dari lantai atas menambah suasana riuh hiruk pikuk pagi hari. Ayah harus pergi ke kantor, adik dan aku harus segera berangkat sekolah. Selesai mandi dan sarapan, ku sambar tas kecilku dan mulai melangkah dengan hati bahagia sama seperti hari-hari kemarin. Puji Tuhan aku masih bisa beraktivitas hari ini. Kunyalakan sepeda motorku dan mulai melaju bersama si biru. Jalanan hari ini entah kenapa terlihat lebih lengang dari biasanya. Tinggal belokan terakhir rupanya, kupacu sepeda motorku lebih kencang karena hari ini jadwal piketku sehingga aku harus hadir lebih awal dari biasanya . Namun, tanpa kusadari muncul kendaraan lain yang ternyata melaju dengan kecepatan yang sama, aku tak ingat kejadian apa yang terjadi setelah itu namun yang ak

Berapapun pangkat nol = 1 (Sebuah Renungan)

Berapapun pangkat nol = 1 (Sebuah Renungan) "Mari masuk" ajak seorang kawan yang matanya sendu sembap Perlahan namun pasti satu persatu dari kami mulai memasuki ruangan yang terasa dingin. Tak sehangat kemarin. Dinding-dinding di ruangan itu tak bersuara namun terasa seolah ikut merasa kehilangan. 19 tahun lalu, di ruangan yang sama dua kaki kecil mencoba menjejak di lantai. Senyum seorang wanita seketika terbentuk. Gelak tawa kemudian terdengar saat dua kaki kecil tadi melayang disusul hentakan pantat kecil di lantai. Bukan tangisan yang kemudian terdengar, namun gelak tawa yang membuat orang-orang di sekitar ikut merasa kebahagiaan. Jatuh, namun bahagia. Jatuh, namun tak kecewa. Aaah indahnya masa itu. Kini, kehangatan ini kian memudar, apalagi saat dua kaki kecil tadi semakin sibuk dengan dunianya yang ternyata jauh lebih menarik. Kaki tersebut hanya melewati ruangan di malam hari, dan hanya lewat kembali di pagi hari. Tangan kanan dan kedua mata tak pe

Stop Comparing, Let's Collaborating (Sebuah Opini)

STOP COMPARING, Let’s COLLABORATING (Sebuah Opini)       Seringkali kita lupa atas nikmat yang Allah beri. Jangankan bersyukur dan berterima kasih, yang ada kita terus saja bandingkan diri ini dengan diri orang lain. Lihat orang lain punya barang baru, mau. Lihat orang lain punya pacar, ingin (bukan berarti ditikung juga ya, hehe). Lihat orang lain dapet kerja sedangkan kita belum, minder. Lihat orang lain makan enak, ngiler. Lihat orang lain cantik dan punya badan proporsional, iri. Lihat orang lain sukses lebih awal, julid. Pernah ngerasain hal itu? Kalau iya, berarti kita sama.        Tidak dipungkiri lagi dengan mudahnya orang berbagi cerita-cerita bahagia lewat media sosial, perasaan-perasaan seperti tadi lebih sering muncul. Makin lama makin merasa terusik, akhirnya malah jadi tidak menyukai orang tanpa alasan. Lama-lama jadi haters, padahal doi ga ngelakuin kesalahan apa-apa. Naaah, kita harus waspada nih dengan keadaan ini. Jangan-jangan kita udah mulai kufur nikma

A.Md (Aku Mau Do'a)

A.Md (Aku Mau Do’a) Yaap sama seperti judulnya. Aku hanya mau do’a. Do’a dari orang-orang terkasih, dan aku pun berdo’a yang terbaik untuk orang-orang di sekitarku agar mereka selalu mendapat perlindungan Allah dimanapun mereka berada. Apakah kamu salah satunya? Aku rasa Iya.. dimanapun kamu berada sekarang, disamping siapapun kamu hari ini, aku selalu berdo’a agar kamu dan orang disekitarmu selalu dimudahkan segala urusannya termasuk puasanya. Do’a… ya do’a orang tua merupakan resep ampuh kelancaran dari segala yang terjadi di kehidupan kita kemarin, hari ini, maupun esok. Tanpa do’a restunya hidupmu akan terasa hampa. Kesuksesan yang kamu raih rasanya tak ada gunanya. Kali ini aku mau bercerita tentang betapa berartinya do’a orang tua terhadap kelancaran masa kuliahku kemarin. Tanpa do’anya mustahil aku bisa lulus. Tanpa do’anya mustahil aku bisa mengenakan toga itu. Berfoto dengan seorang kawan hebat yang tak akan pernah aku lupa. Pada hari toga ini dik

Bertahan dan Ber Tuhan (Sebuah kisah)

Bertahan dan Ber Tuhan        Riuh terdengar begitu pintu masuk pendopo yang besar itu sedikit memberikan cahaya. Orang-orang mulai menyeruak berhamburan masuk. Tepat di sebelah pintu besar itu ada sebuah booth yang tertera sebuah nama “ Paragon Technology and Innovation ” terlihat sangat megah dan menawan. Aku berminat untuk ikut serta karena yang ada dibenakku saat itu : yang paling rame pasti yang paling bagus. Kau pasti bisa menebak situasi ini! Ya, Job Fair! Antrian begitu panjang namun semua tetap sabar menunggu giliran. Ada sebuah layar besar yang seolah menarik kami untuk mulai mengisi jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang bermunculan. Selesai membagikan data pribadi, aku dan temanku mendapatkan hadiah. Bahagia saat itu karena kita yang membutuhkan pekerjaan, tapi kita yang diberi hadiah. Setelah mencoba mendaftar ke beberapa perusahaan lainnya, t ibalah giliranku untuk mendengarkan presentasi yang awalnya tak membuatku benar-benar terpana. Namun, ada satu

Jutaan Kasih Tak Terbalas (Sebuah puisi)

JUTAAN KASIH TAK TERBALAS Juwita Nur Jasiyah Ketika malam terdampar di ufuk pagi Tengah ku gambarkan jutaan kasih yang pernah kau beri Seorang pahlawan pelindung diriku yang lemah ini Seorang pemimpin terbaik di seluruh negeri Seorang teladan yang tak pernah letih memberi Ketika ku terpuruk, siapa yang berada di barisan paling depan untuk memelukkku? Ketika ku terjatuh, siapa orang pertama yang mendorongku untuk bangkit? Ketika ku terluka, siapa orang yang tak gentar berteriak lantang untuk membela dan mengobati luka itu? Kurasa hanya kau Pengorbananmu.. Perjuanganmu.. Tak pernah gentar walau kau harus membanting tulang hingga tak ada tulang yang bisa dibanting walau kau harus berteringat hingga tak ada lagi keringat yang sanggup menetes Ayah.. Cinta kasihmu selalu kurindukan Bersamamu aku bahagia Bersamamu aku tenang Bersamamu aku tegar

Aku, Kamu, dan Lorong (Sebuah cerita pendek)

AKU KAMU DAN LORONG “Yaah aku gak lolos” keluhku sore itu. “gapapa masih ada kesempatan yang lain” jawabnya mencoba menguatkan. Gerutu tak dapat dihindarkan. Ku harus coba cara lain supaya bisa kuliah. Pernah aku coba diskusi dengan orang tua. Namun apa jawabnya? Hanya helaan nafas panjang. Tidak.. bukan itu jawaban yang mau kudengar. Di lorong itu kita sama-sama menghadap selembar kertas besar yang tulisannya kecil namun menohok. Intinya aku tidak lolos. Tak apa. Allah tau yang terbaik, sedangkan kita tidak. Kita tau ada rasa, namun tak mungkin diungkapkan. Kita tau bagaimana, tapi tak mungkin diluapkan. Kita berjanji untuk tahan dan kuat sampai waktu itu tiba, namun ternyata kamu hadir dengan seonggok surat undangan. Terima kasih telah berbagi dan saling menguatkan di lorong senja itu. Cinta lebih mudah dirasakan daripada harus dimengerti. Itulah mungkin mengapa cinta lebih membutuhkan balasan daripada alasan -asbunayah-