Langsung ke konten utama

MEMORI TAK BERKISAH

MEMORI TAK BERKISAH

Oleh: Juwita Nur Jasiyah


 

Tak usah diingat, cukuplah jadi Memori tak berkisah.

.

.

Kalau ujungnya hanya luka, mengapa harus bicara?

Jika akhirnya pergi, mengapa pernah kau biarkan aku menanti?


Memori tak berkisah hanya jadi kenangan tak bertepi

Berujung pahit. Terasa sedih


Rasa sesak yang tak bisa terluapkan

hanya berakhir dengan linangan air mata

Untuk pertama kalinya, aku gunakan rasa

Tapi apadaya, takdir tak berkata hal yang sama

Aku ikhlas..


Tugasku sekarang, melupakan sekuat-kuatnya

tentang kamu yang berlari menjauh sekencang-kencangnya.


Tuhan.. Terimakasih telah memberi pelangi

Saat hujan melanda, pelangi hadir setelahnya

Tapi.. namanya juga pelangi

Tak ada yang abadi

Sekejap hadir lalu kemudian pergi

Tak mengapa..

Setidaknya aku pernah kagum dan bersyukur

ternyata Allah ciptakan pelangi tuk menghapus hujan

walau kini telah pergi, tapi pelangi pernah memberi warna di hati

Komentar

Postingan populer dari blog ini

A.Md (Aku Mau Do'a)

A.Md (Aku Mau Do’a) Yaap sama seperti judulnya. Aku hanya mau do’a. Do’a dari orang-orang terkasih, dan aku pun berdo’a yang terbaik untuk orang-orang di sekitarku agar mereka selalu mendapat perlindungan Allah dimanapun mereka berada. Apakah kamu salah satunya? Aku rasa Iya.. dimanapun kamu berada sekarang, disamping siapapun kamu hari ini, aku selalu berdo’a agar kamu dan orang disekitarmu selalu dimudahkan segala urusannya termasuk puasanya. Do’a… ya do’a orang tua merupakan resep ampuh kelancaran dari segala yang terjadi di kehidupan kita kemarin, hari ini, maupun esok. Tanpa do’a restunya hidupmu akan terasa hampa. Kesuksesan yang kamu raih rasanya tak ada gunanya. Kali ini aku mau bercerita tentang betapa berartinya do’a orang tua terhadap kelancaran masa kuliahku kemarin. Tanpa do’anya mustahil aku bisa lulus. Tanpa do’anya mustahil aku bisa mengenakan toga itu. Berfoto dengan seorang kawan hebat yang tak akan pernah aku lupa. Pada hari toga ini dik

TURUNNYA SI BADAN BESI

  TURUNNYA SI BADAN BESI Masya Allah Tabarakallah, (baca sambil bayangkan) Deru mesin bagiku kini terdengar seperti alunan musik yang warnai pemandanagan. Putih, Abu, dan Biru di sebelah kiri. Kulihat gulungan kapas. Kadang berbentuk kadang tidak, tergantung imajinasiku. Makin lama langit mulai menggelap. Pengumuman landing sudah mulai digaungkan. Informasi bahwa sebentar lagi akan mendarat terdengar jelas. Lampu mulai dipadamkan. . Semburat langit jingga di sebelah kanan perlahan menghilang. Semua orang berada di bangku masing-masing. Ada yang masih berbincang dengan asyik, ada yang makan tapi berisik, adapula yang tidur dengan cantik. . Sayap mengembang, terlihat semakin gagah. Lampu-lampu gemerlap mulai nampak. Si badan besi mulai memiringkan badannya. Makin lama lampu-lampu itu makin mendekat. Oh, ternyata bukan lampu yang mendekat, melainkan kita. MasyaAllah. Pemandangan ini sungguh menakjubkan. Perlahan mulai turun. Terkadang membuat jantung seperti tak seirama dengan