Langsung ke konten utama

Tenda Hikmah

 



Gemerlap lampu kota samar-samar berkelip berusaha mengalahkan kerlipnya bintang yang seolah berusaha bersinar terang di kejauhan. Suara musik dan gelak tawa saling bersautan menemani malam yang dinginnya semakin lama semakin menusuk.

MasyaAllah, nikmat sekalii pemandangan malam ini. Rasanya ingin kuceritakan segala hal yang bersarang di kepala dan hatiku saat ini. Berat terkadang tapi aku tau ini pun kesalahanku, ekspektasi pada akhirnya hanya menghasilkan rasa kecewa.

Hanya Allah rasanya tempat cerita terbaik.
Berada di alam seperti ini rasanya membuatku semakin merasa dekat dengan  Rabb. Dosaku berlumur, rasanya memohon ampun saja tidak cukup tapii Allah maha pemaaf. ya Allah lembutkan hati ini, ya Allah berikanlah petunjuk. Petunjuk tentang bagaimana seharusnya aku melangkah. berikanlah mentor, berikanlah guru, berikanlah pembimbing yang bisa menghantarkanku menuju kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Aamiin

Mendengar gelak tawa sebuah keluarga disamping tenda membuatku rindu gelak tawa bersama keluarga. memang satu-satunya kelompok sosial yang tidak akan pernah meninggalkanmu atau ditinggalkan olehmu kecuali maut menjemput adalah keluarga. selagi masih ada dan baik-baik saja, berikanlah kebahagiaan bagi mereka... teman bisa pergi bahkan esok pagi, sahabat bisa saja menghilang tanpa bilang-bilang, kekasih mungkin bisa berpaling tanpa tedeng aling-aling.. Tapi tidak keluarga.

Satu pelajaran yang kuambil penuh dari perjalanan hari ini adalah betapa bermaknanya keluarga bagi hidupmu. Allah yang maha menghidupkan dan mengakhirkan. tentang membentuk keluarga, Allah jauh lebih tau apa yang terbaik bagimu. Pasrahkan semua pada Nya. ku yakin tidak akan pernah kamu merasa kecewa. justru, saat ku berharap pada manusia lagi dan lagi rasa kecewa saja yang kurasa.

Terima kasih.. terima kasih ya Rabb atas kesempatan ini. kesempatan menikmati malam yang indaah sekali. bersyukur bisa bertemu hari ini dan menjadi diriku dimasa ini. terima kasih yaa untuk tidak pernah menyerah. terima kasih yaa karena terus berusaha sabar, terima kasih sudah terus berfikir positif saat mungkin situasinya tak terasa begitu. 😊😊😊😊

Makassar
15 Mei 2021

Komentar

Postingan populer dari blog ini

A.Md (Aku Mau Do'a)

A.Md (Aku Mau Do’a) Yaap sama seperti judulnya. Aku hanya mau do’a. Do’a dari orang-orang terkasih, dan aku pun berdo’a yang terbaik untuk orang-orang di sekitarku agar mereka selalu mendapat perlindungan Allah dimanapun mereka berada. Apakah kamu salah satunya? Aku rasa Iya.. dimanapun kamu berada sekarang, disamping siapapun kamu hari ini, aku selalu berdo’a agar kamu dan orang disekitarmu selalu dimudahkan segala urusannya termasuk puasanya. Do’a… ya do’a orang tua merupakan resep ampuh kelancaran dari segala yang terjadi di kehidupan kita kemarin, hari ini, maupun esok. Tanpa do’a restunya hidupmu akan terasa hampa. Kesuksesan yang kamu raih rasanya tak ada gunanya. Kali ini aku mau bercerita tentang betapa berartinya do’a orang tua terhadap kelancaran masa kuliahku kemarin. Tanpa do’anya mustahil aku bisa lulus. Tanpa do’anya mustahil aku bisa mengenakan toga itu. Berfoto dengan seorang kawan hebat yang tak akan pernah aku lupa. Pada hari toga ini dik

MEMORI TAK BERKISAH

MEMORI TAK BERKISAH Oleh: Juwita Nur Jasiyah   Tak usah diingat, cukuplah jadi Memori tak berkisah. . . Kalau ujungnya hanya luka, mengapa harus bicara? Jika akhirnya pergi, mengapa pernah kau biarkan aku menanti? Memori tak berkisah hanya jadi kenangan tak bertepi Berujung pahit. Terasa sedih Rasa sesak yang tak bisa terluapkan hanya berakhir dengan linangan air mata Untuk pertama kalinya, aku gunakan rasa Tapi apadaya, takdir tak berkata hal yang sama Aku ikhlas.. Tugasku sekarang, melupakan sekuat-kuatnya tentang kamu yang berlari menjauh sekencang-kencangnya. Tuhan.. Terimakasih telah memberi pelangi Saat hujan melanda, pelangi hadir setelahnya Tapi.. namanya juga pelangi Tak ada yang abadi Sekejap hadir lalu kemudian pergi Tak mengapa.. Setidaknya aku pernah kagum dan bersyukur ternyata Allah ciptakan pelangi tuk menghapus hujan walau kini telah pergi, tapi pelangi pernah memberi warna di hati

TURUNNYA SI BADAN BESI

  TURUNNYA SI BADAN BESI Masya Allah Tabarakallah, (baca sambil bayangkan) Deru mesin bagiku kini terdengar seperti alunan musik yang warnai pemandanagan. Putih, Abu, dan Biru di sebelah kiri. Kulihat gulungan kapas. Kadang berbentuk kadang tidak, tergantung imajinasiku. Makin lama langit mulai menggelap. Pengumuman landing sudah mulai digaungkan. Informasi bahwa sebentar lagi akan mendarat terdengar jelas. Lampu mulai dipadamkan. . Semburat langit jingga di sebelah kanan perlahan menghilang. Semua orang berada di bangku masing-masing. Ada yang masih berbincang dengan asyik, ada yang makan tapi berisik, adapula yang tidur dengan cantik. . Sayap mengembang, terlihat semakin gagah. Lampu-lampu gemerlap mulai nampak. Si badan besi mulai memiringkan badannya. Makin lama lampu-lampu itu makin mendekat. Oh, ternyata bukan lampu yang mendekat, melainkan kita. MasyaAllah. Pemandangan ini sungguh menakjubkan. Perlahan mulai turun. Terkadang membuat jantung seperti tak seirama dengan